Aturan Boikot Sesuai Sunnah | Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Ustadz Abdullah Roy Ustadz Abdullah Roy Videos
151Views
  • Facebook
  • Whatsapp
  • Twitter
  • Share

Ajaran Islam dalam semua aspeknya memiliki hikmah dan tujuan tertentu. Hikmah dan tujuan ini diistilahkan oleh para ulama dengan Maqâshid Syari’ah, yaitu berbagai maslahat yang bisa diraih seorang hamba, baik di dunia maupun di akhirat. Tidaklah ada satu ajaran dalam syariat Islam, melainkan dalam ajaran tersebut ada maslahat dan kebaikan untuk umat Islam, bahkan umat manusia. Menjalankan ajaran-ajaran ini akan membawa limpahan berkah dari penjuru langit dan bumi, sebagaimana janji Allâh Azza wa Jalla dalam firmanNya, وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ “Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sebagai akibat perbuatan mereka.” [Al-A’raf/7:96] Begitu juga dengan syariat taat kepada pemimpin Muslim , yang zhalim sekalipun. Apalagi perkara ini merupakan salah satu pokok ajaran Ahlussunnah Wal Jama’ah dan disepakati oleh para ulama. Jika umat Islam mau mengamalkan wasiat Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini, niscaya mereka akan terlimpah kebaikan dan berkah. Di antara berkah ketaatan kepada pemimpin adalah sebagai berikut: 1. Pahala Besar Di Akhirat Karena Allâh Azza wa Jalla mewajibkan ketaatan kepada pemimpin, perkara ini menjadi ibadah utama. Menjalankan kewajiban adalah ibadah yang paling Allâh Azza wa Jalla cintai. Saat rakyat diuji dengan pemimpin yang zhalim dan mereka bisa sabar, mereka akan mendulang pahala besar, karena telah menjalankan kewajiban. Demikian pula ketika seorang Muslim berhenti di depan lampu merah sebagai bentuk ketaatan kepada pemerintah. Juga jika ia meyakini bahwa di akhir zaman akan muncul pemimpin-pemimpin zhalim yang wajib dia taati, karena itu adalah kabar yang disampaikan oleh Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Sekedar mengimani berita tersebut sudah mendulang pahala di sisi Allâh Azza wa Jalla . 2. Keamanan Dan Stabilitas Keamanan adalah salah satu nikmat terbesar yang harus dijaga bersama. Di antara kiatnya adalah iman dan taqwa dalam semua ajaran Islam, termasuk taat kepada pemimpin. Agar aman dan stabil, sebuah negara memerlukan pemimpin yang kuat dan disegani. Dan di antara perusak keamanan yang harus diwaspadai adalah kudeta dan pemberontakan kepada pemimpin Muslim yang sah. Konflik Revolusi Arab yang terjadi dari akhir tahun 2010 dan masih berlangsung hingga hari ini adalah contoh paling mutakhir untuk tercabutnya keamanan karena tidak menepati aturan Islam dalam bab ketaatan kepada pemimpin yang zhalim. Kita bisa melihat bagaimana negara-negara yang dahulu aman sentosa menjadi luluh lantak. Ratusan ribu korban jiwa jatuh. Di Libya saja, lebih dari 50.000 nyawa melayang. Hingga Februari 2016, jumlah korban jiwa di konflik Suriah sudah mencapai 470.000.[1] Korban luka, kerugian materi dan non materi juga sangat banyak bahkan tidak bisa dihitung lagi. Saat Libya masih bergolak, kerugian material atas rusaknya fasilitas dan infrastruktur umum diperkirakan mencapai lebih dari 240 milyar dollar.[2] Masih ada beberapa negara yang membara hingga hari ini. Sedangkan negara-negara yang konfliknya sudah reda belum lagi bisa mengembalikan permata keamanan dan stabilitas yang dahulu pernah dimiliki. Padahal banyak dari pemimpin negara-negara ini masih Muslim -meski zhalim-. Dan jika ada yang sudah dihukumi kafir oleh para ulama, umat Islam yang dipimpinnya tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk menggulingkannya tanpa menimbulkan kerusakan yang lebih besar.


HSI Abdullah Roy:

____________
.
• Website : abdullahroy.com
• Youtube : youtube.com/hsiabdullahroy
• Twitter : twitter.com/hsiabdullahroy
• Facebook : facebook.com/hsiabdullahroy
• Instagram : instagram.com/hsi.abdullahroy