Al-Furqan Min Qashashil Qur’an: Kisah Ashhabul Ukhdud #2 - Ustadz Abu Ya'la Kurnaedi, Lc.

Rodja TV Rodja TV Videos
164Views
  • Facebook
  • Whatsapp
  • Twitter
  • Share

Faedah-Faedah Dari Kisah Ashabul Ukhdud adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Al-Furqan Min Qashashil Qur’an. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc. pada Senin, 12 Rabi’ul Awal 1443 H / 18 Oktober 2021 M.

CERAMAH AGAMA ISLAM TENTANG FAEDAH-FAEDAH DARI KISAH ASHABUL UKHDUD
Pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah ashabul ukhdud adalah sebagai berikut:

1. HARAMNYA SIHIR

Sihir itu hukumnya haram, tidak dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bisa mendorong pelakunya kepada seluruh keburukan/kejelekan/dosa/maksiat. Ini didasari dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

فَبَيْنَمَا هُوَ كَذَلِكَ إِذْ أَتَى عَلَى دَابَّةٍ عَظِيمَةٍ قَدْ حَبَسَتْ النَّاسَ فَقَالَ الْيَوْمَ أَعْلَمُ آلسَّاحِرُ أَفْضَلُ أَمْ الرَّاهِبُ أَفْضَلُ فَأَخَذَ حَجَرًا فَقَالَ اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ أَمْرُ الرَّاهِبِ أَحَبَّ إِلَيْكَ مِنْ أَمْرِ السَّاحِرِ فَاقْتُلْ هَذِهِ الدَّابَّةَ حَتَّى يَمْضِيَ النَّاسُ فَرَمَاهَا فَقَتَلَهَا وَمَضَى النَّاسُ
“Ketika anak muda tadi berjalan kemudian ternyata di jalan itu ada binatang yang sangat besar menghalangi jalannya manusia. Kemudian anak muda tadi berkata: ‘Pada hari ini aku akan mengetahui siapa yang paling utama, apakah tukang sihir atau si Rahib.’ Kemudian dia pun mengambil batu kecil, dan dia berkata: ‘Ya Allah, apabila perkara Rahib itu lebih Engkau cintai dari perkaranya tukang sihir, maka bunuhlah dia.’ Ketika dilempar akhirnya binatang itu mati dan manusia bisa lewat lagi.”

Ini menunjukkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menyukai sihir dan tukang-tukang sihir. Kita diharamkan untuk mendatangi tukang-tukang sihir dan diharamkan untuk belajar sihir.

Allah Subhanahu wa Ta’ala melabeli tukang sihir dengan ‘mujrim’. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّهُ مَن يَأْتِ رَبَّهُ مُجْرِمًا فَإِنَّ لَهُ جَهَنَّمَ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيَىٰ
“Sesungguhnya yang mendatangi Rabbnya dalam keadaan mujrim (berdosa), maka dia akan masuk neraka jahanam, dia tidak hidup juga tidak mati.” (QS. Thaha[20]: 74)

Mujrim di sini adalah tukang sihir, karena ayat yang mulia ini sebelumnya bicara tentang pertempuran antara Musa dan Harun melawan tukang-tukang sihir.