Kajian Tafsir Al-Quran: Tafsir Surat Al-Buruj Ayat 18 dan 19 Ustadz Abdullah Zaen, Lc., MA

Yufid.TV Yufid.TV Videos
193Views
  • Facebook
  • Whatsapp
  • Twitter
  • Share

Kajian Tafsir Al-Quran: Tafsir Surat Al-Buruj Ayat 18 dan 19 Ustadz Abdullah Zaen, Lc., MA


فِرْعَوْنَ وَثَمُودَ
18. (yaitu kaum) Fir’aun dan (kaum) Tsamud?

بَلِ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ فِى تَكْذِيبٍ

19. Sesungguhnya orang-orang kafir selalu mendustakan,


Kaum tsamud adalah kaum Nabi Sholih. Seluruh Nabi dan Rasul yang disampaikan adalah Tauhid.

Al Arof 73

قَالَ يَٰقَوْمِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ

Ia (Sholih) berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya.

Nabi Sholih mengingatkan kepada nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepada kaum tsamud


Asy-Syu’ara 146-149

أَتُتْرَكُونَ فِى مَا هَٰهُنَآ ءَامِنِينَ

146. Adakah kamu akan dibiarkan tinggal disini (di negeri kamu ini) dengan aman,

فِى جَنَّٰتٍ وَعُيُونٍ

147. di dalam kebun-kebun serta mata air,

وَزُرُوعٍ وَنَخْلٍ طَلْعُهَا هَضِيمٌ

148. dan tanam-tanaman dan pohon-pohon korma yang mayangnya lembut.

وَتَنْحِتُونَ مِنَ ٱلْجِبَالِ بُيُوتًا فَٰرِهِينَ

149. Dan kamu pahat sebagian dari gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah dengan rajin;


Allah telah memberikan kebun-kebun dan mata air, Allah tumbuhkan berbagai tetumbuhan dan kurma.

Namun respon kaum tsamud ketika dinasehati dan diingatkan untuk beribadah kepada Allah mereka adalah menantang Nbi Sholih.

Al Arof 77

يَٰصَٰلِحُ ٱئْتِنَا بِمَا تَعِدُنَآ إِن كُنتَ مِنَ ٱلْمُرْسَلِينَ

“Hai Shaleh, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus (Allah)”.

Hud 62

قَالُوا۟ يَٰصَٰلِحُ قَدْ كُنتَ فِينَا مَرْجُوًّا قَبْلَ هَٰذَآ ۖ أَتَنْهَىٰنَآ أَن نَّعْبُدَ مَا يَعْبُدُ ءَابَآؤُنَا وَإِنَّنَا لَفِى شَكٍّ مِّمَّا تَدْعُونَآ إِلَيْهِ مُرِيبٍ

Kaum Tsamud berkata: “Hai Shaleh, sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami harapkan, apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak kami? dan sesungguhnya kami betul-betul dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap agama yang kamu serukan kepada kami”.


Akhirnya Allah menimpakan adzab kepada kaum tsamud. Dan mereka diberi kesempatan selama tiga hari.

Allah timpakan adzab yang bermacam-macam kepada kaum tsamut. Disebutkan dalam quran mereka ditimpa petir, gempa dan lainnya.


Pembahasan Ayat 19


بَلِ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ فِى تَكْذِيبٍ

19. Sesungguhnya orang-orang kafir selalu mendustakan,

Dalam ayat ini Allah menjelaskan sifat orang kafir, entah itu kaum musryikin quraisy yang dihadapi Rasulullah atau dimanapun dan kapanpun, mereka orang kafir sukanya mendustakan.

Kaum musrykin quraisy menolak dakwah Rasulullah mereka pernah mendengar kisah firaun dan tsamud namun mereka tetap keras kepala. Mereka mengedepankan hawa nafsu dibandingkan mengikuti petunjuk Allah dan RasulNya.

Imam At-Thobari mengatakan, mereka menolak ajakan Rasulullah karena mereka lebih suka mengikuti ajaran nenek moyang.
Sebagaimana paman Rasululah Abu Tholib yang tidak mau masuk islam karena mengikuti dan setia dengan ajaran nenek moyang.

Rata-rata kaum para nabi dan Rasul menolak dakwah karena mempertahankan ajaran nenek moyang. Dan mereka tetap setia mengikuti ajaran nenek moyang.


Az Zukhruf 22-24

بَلْ قَالُوٓا۟ إِنَّا وَجَدْنَآ ءَابَآءَنَا عَلَىٰٓ أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَىٰٓ ءَاثَٰرِهِم مُّهْتَدُونَ

22. Bahkan mereka berkata: “Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama, dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak mereka”.

وَكَذَٰلِكَ مَآ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ فِى قَرْيَةٍ مِّن نَّذِيرٍ إِلَّا قَالَ مُتْرَفُوهَآ إِنَّا وَجَدْنَآ ءَابَآءَنَا عَلَىٰٓ أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَىٰٓ ءَاثَٰرِهِم مُّقْتَدُونَ

23. Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatanpun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: “Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka”.

۞ قَٰلَ أَوَلَوْ جِئْتُكُم بِأَهْدَىٰ مِمَّا وَجَدتُّمْ عَلَيْهِ ءَابَآءَكُمْ ۖ قَالُوٓا۟ إِنَّا بِمَآ أُرْسِلْتُم بِهِۦ كَٰفِرُونَ

24. (Rasul itu) berkata: “Apakah (kamu akan mengikutinya juga) sekalipun aku membawa untukmu (agama) yang lebih (nyata) memberi petunjuk daripada apa yang kamu dapati bapak-bapakmu menganutnya?” Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami mengingkari agama yang kamu diutus untuk menyampaikannya”.


Budaya atau kearifan lokal atau peninggalan nenek moyang bisa baik dan bisa juga benar. Sementara ajaran Para Nabi merupakan wahyu dari Allah yang tidak mungkin salah.