Fiqih Pendidikan Anak: Memaklumi Dan Menyayangi Anak - Ustadz Abullah Zaen, Lc., MA

Yufid.TV Yufid.TV Videos
124Views
  • Facebook
  • Whatsapp
  • Twitter
  • Share

Serial Fiqih Pendidikan Anak – No: 163

MEMAKLUMI DAN MENYAYANGI ANAK

Walaupun bayi belum sempurna akalnya, namun ia memiliki insting yang tajam. Ia sangat perasa. Dengan cepat ia bisa merasakan apakah tangan yang menyentuhnya bermotif kasih sayang atau sebaliknya. Ia akan merasa nyaman saat dipeluk dengan dekapan cinta. Sebaliknya akan gelisah bahkan mungkin menangis kencang saat direnggut dengan kasar.

Menempelnya tubuh orang tua dengan tubuh anak saat menggendong, memeluk, memangku atau mengeloninya akan menambah kedekatan hubungan psikologis antara keduanya. Maka penggunaan kereta bayi secara berlebihan, atau menyerahkan segala detil urusan bayi kepada baby siter, adalah suatu perilaku yang kurang bijaksana. Sebab bisa memicu kerenggangan hubungan anak dengan orang tuanya.

Memaklumi Hal Yang Wajar dari Anak

Bayi mengompol adalah sesuatu yang wajar. Sebab ia belum bisa berjalan dan mengontrol keluarnya air seni. Sehingga tidak sepantasnya hal tersebut membuat orang tua jengkel atau merasa bosan dalam membersihkan bekas ompolan bayi.

Abu Laila radhiyallahu ‘anhu menuturkan,

“كُنَّا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَاءَ الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ يَحْبُو حَتَّى صَعِدَ عَلَى صَدْرِهِ، ‌فَبَالَ ‌عَلَيْهِ، قَالَ: ‌فَابْتَدَرْنَاهُ لِنَأْخُذَهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” ابْنِي ابْنِي “، قَالَ: ثُمَّ دَعَا بِمَاءٍ فَصَبَّهُ عَلَيْهِ”

“Suatu saat kami sedang bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Tiba-tiba al-Hasan bin Ali datang merangkak hingga menaiki dada beliau dan mengompol. Kamipun bergegas akan mengambil al-Hasan. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “(Biarkan) anakku, (biarkan) anakku”. Lalu beliau meminta diambil air untuk menyiram bekas ompolan itu”. HR. Ahmad dan dinilai sahih oleh al-Arna’uth.

Dalam kitab Nukhab al-Afkâr, al-‘Ainiy (w. 855 H) rahimahullah menjelaskan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengulang perkataannya dua kali dalam rangka memastikan agar al-Hasan dibiarkan. Dalam riwayat lain termaktub, “Jangan diputus!”. Sebab jika proses buang airnya mendadak diputus, bisa membahayakan kesehatan. Ini menunjukkan betapa besar kasih sayang beliau kepada cucunya.

Menyayangi Anak Terlebih Saat Sakit

Jika dalam kondisi normal dan saat sehat saja, orang tua harus menyayangi anaknya, apalagi ketika sedang sakit. Adalah wajar bila anak rewel saat sakit. Sebab ia merasa tidak nyaman. Seharusnya orang tua semakin melipatgandakan kesabarannya menghadapi kerewelan anak ketika sakit dan bersegera untuk mencarikan pengobatan yang terbaik untuk anaknya.

Dikisahkan bahwa Ummu Qais binti Mihshan datang membawa bayinya yang sedang sakit kerongkongan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ia terlihat menekan-nekan leher si bayi dengan maksud menerapinya. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“عَلَى مَا ‌تَدْغَرْنَ أَوْلَادَكُنَّ بِهَذَا الْعِلَاقِ، عَلَيْكُمْ بِهَذَا العُودِ الهِنْدِيِّ، فَإِنَّ فِيهِ سَبْعَةَ أَشْفِيَةٍ، مِنْهَا ذَاتُ الجَنْبِ”

“Mengapa kalian menyiksa anak-anak kalian dengan cara seperti itu? Hendaklah kalian menggunakan Gaharu. Sebab ia bisa digunakan untuk pengobatan tujuh jenis penyakit. Salah satunya adalah penyakit lambung”. HR. Bukhari (no. 5715) dan Muslim (no. 2214).

Ini menunjukkan betapa besar perhatian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam terhadap anak yang sakit dan upaya memilihkan pengobatan yang terbaik.

Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 9 Ramadhan 1443 / 11 April 2022