Permasalahan cara duduk tasyahud, iftirasy atau tawaruk adalah permasalahan fiqhiyah yang seringkali diperdebatkan oleh sebagian orang. Sebenarnya kita bisa saling toleransi dalam masalah ini jika memang didukung oleh dalil yang sama-sama kuat. Namun, demikian ada yang menjadikan tata cara shalat semacam ini sebagai barometer ia ahlus sunnah ataukah bukan.
Demikianlah realita yang terjadi pada sebagian orang. Padahal yang benar dalam masalah ini ada ikhtilaf di kalangan para ulama. Sehingga tidak tepat dikatakan bahwa tata cara tasyahud seperti tadi adalah barometer ahlus sunnah atau bukan.
Pendapat terkuat dalam ikhtilaf ini adalah pendapat yang dipilih oleh Imam Asy Syafi’i. Ingat kaidah pentingnya; Ketika tasyahud awal, duduknya adalah iftirasy. Ketika tasyahud akhir –baik yang dengan sekali atau dua kali tasyahud- adalah dengan duduk tawaruk.
Untuk duduk tasyahud awal, beliau (Imam Syafi'i) berpendapat seperti Imam Abu Hanifah, yaitu duduk iftirasy. Sedangkan untuk duduk tasyahud akhir, beliau berpendapat seperti Imam Malik, yaitu duduk tawaruk. Jadi menurut pendapat ini, duduk pada tasyahud akhir yang terdapat salam –baik yang shalatnya sekali atau dua kali tasyahud- adalah duduk tawaruk.
Duduk tawaruk terdapat pada setiap rakaat terakhir yang diakhiri salam karena cara duduk demikian terdapat doa, bisa jadi lebih lama duduknya. Sehingga duduknya pun dengan cara tawaruk karena cara duduk seperti ini lebih ringan dari iftirasy. Cara duduk demikianlah yang kita sering saksikan di kaum muslimin Indonesia -di sekitar kita yang banyak mengambil pendapat Imam Syafi’i-.
Secara lebih lengkap, simak pembahasannya di website kami:
https://rumaysho.com/1259-cara-duduk-tasyahud-iftirosy-atau-tawarruk.html
Semoga bermanfaat.
-
Yuk ikut beramal jariah bangun masjid, dakwah, dan kegiatan sosial lainnya lewat @rumayshopeduli
Semua informasi perihal donasi tersebut bisa didapat melalui narahubung: 0811267791
Rumaysho TV
