Hakikat Hijrah Kepada Allah dan Rasul - Ustadz Mubarak Bamualim

Pada kajian umum bersama Ustadz Mubarak Bamualim Lc. M.H.I dengan tema “Hakikat Hijrah Kepada Allah dan Rasul” disampaikan bahwa hijrah sesungguhnya adalah salah satu ibadah yang paling afdhol. Dari hijrah itu seorang hamba beribadah kepada Allah, dan bahwasannya dari hijrah itu adalah seorang hamba mendekatkan dirinya kepada Allah yang Maha Agung dan Maha Mulia. Dengan hijrah kepada Allah dan Rasul seorang hamba akan diampuni dosa-dosa dan kesalahannya. Hijrah sebagaimana dikatakan oleh para ulama, merupakan bukti kesungguhan seseorang dalam mendapatkan ridha Allah. Dan hijrah merupakan salah satu tanda dari tanda-tanda kebaikan dan taufik Allah kepada hamba dalam menuju Allah.
Dengan hijrah kepada Allah dan Rasul-Nya seorang hamba akan dibersihkan dari segala hal yang buruk, dan ditinggikan derajat manusia oleh Allah. Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 218:”Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mereka berjihad dijalan Allah mereka itulah orang-orang yang benar-benar mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.” Ini menunjukkan bahwasannya hakikat seseorang yang ingin mendapatkan dan mengharapkan rahmat Allah adalah dengan iman dan amal sholeh. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berhijrah serta mereka berjihad dijalan Allah, mereka adalah orang-orang yang mengharapkan rahmat Allah.
Hijrah kepada Allah dan Rasul adalah perintah Allah, hijrah hukumnya wajib. Hijrah dilakukan dengan badan, dengan lisan atau dengan hati. Secara garis besar hijrah ada 2 macam, yang pertama adalah hijrah dari negri yang satu ke negri yang lain. Yang dimaksud adalah berpindah dari negri kafir ke negri islam. Kemudian hijrah yang kedua adalah meninggalkan perbuatan dosa dan permusuhan. Dari kedua macam hijrah tersebut yang paling afdhol adalah meninggalkan perbuatan dosa dan permusuhan. Karena hijrah meninggalkan dosa dan permusuhan berarti seseorang berusaha mendapatkan ridha Allah yang Maha Pengasih. Dengan hijrah meninggalkan dosa kepada ketaatan merupakan bentuk dari menjadikan hawa nafssu tunduk dan patuh serta menghinakan syaithan.